Penghargaan dan balasan yang akan diperoleh oleh hamba adalah sama tanpa melihat standing jendernya, (QS
Dari Abu Hurairah, Rasulullah i?? bersabda,aˆ?Kalau wanita diajak oleh suaminya ke ranjang, kemudian dia menolak maka malaikat akan melaknatnya sampai pagiaˆ?, (HR.Bukhari Muslim).
Al-Qur’an sangat memperhatikan prinsip-prinsip kesetaraan jender sebagaimana yang bisa dianalisa dengan lewat beberapa variabel sebagai standar di antaranya; laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba Allah i?• yang mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi hamba yang best ( muttaqin), (QS
Ketiga, Hafidzaat (menjaga diri). Islam memuliakan wanita muslimah dari kedzaliman jahiliyah yang memperbudak wanita bahkan membunuh anak-anak wanitanya, sebagaimana firman Allah i?• , aˆ? Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu . (QS. An-Nahl (16):58-59).
). ). Sama-sama berpotensi untuk meraih prestasi di dunia dan di akherat, (QS.3:195), (QS.4:124), (QS.), (QS.). Beberapa bentuk kekhususan yang diberikan kepada laki-laki ah (pelindung) bagi perempuan, (QS.4:34), mendaptakan warisan yang lebih, (QS.4:11), diperkenankan poligami bagi yang memenuhi persyaratan, (QS.4:3), tidaklah menyebakan laki-laki menjadi hamba yang utama, tetapi harus dipahami sebagai bentuk tanggung jawab yang lebih besar kepada laki-laki dalam kapasitasnya yang mempunyai peran publik dan sosial yang lebih dari perempuan.
Untuk menjaga kehormatan dan kesucian itulah, Allah i?• memerintahkan muslimah untuk menutup auratnya dan tidak dipamerkan kepada orang yang bukan mahramnya. Allah i?• berfirman, A» Katakanlah kepada wanita yang beriman:aˆ?Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan pakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan pakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. al-Nur (24): 31). Juga firman Allah i?• ,aˆ? Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin agar hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab (33):59)
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu
Dari Abu Hurairah, Rasulullah i?? bersabda,aˆ? Wanita yang paling baik adalah muslimah yang apabila anda melihatnya, kau akan senang, apabila kau menyuruhnya dia akan taat, dan apabila engkau tidak ada di sampingnya, dia akan menjaga dirinya dan hartamu, (HR. Ibnu Jarir)
Inilah beberapa karakteristik utama muslimah yang perfect menurut al-Qur’an dan Sunnah. semoga Allah i?• memberikan kita hidayah dan inayah-Nya kepada kita agar kita bisa menjagi hamba-hamba-Nya yang best, Amin!.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah watched bersabda, aˆ?Iman itu memiliki tujuh puluh cabang (riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan datingranking.net/cs/buddygays-recenze/ yang paling utama ialah Laa ilaaha illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga merupakan salah satu cabang iman.aˆ? (Ashhabus Sittah).
Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu. Para poder pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :